MATERI 3
Protokol routing OSPF
Pengertian
OSPF (Open Shortest Path First) merupakan sebuah routing protokol
berjenis IGRP
(InteriorGateway Routing Protocol) yang hanya dapat
bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan
internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk
menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih
memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak
memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat
dikategorikan sebagai jaringan eksternal.
SKEMA
PENGALAMATAN JARINGAN IP HIRARKIAL
Ø PENGALAMATAN IP
Pengalamatan IP adalah
pengidentifikasian dengan angka yang diberikan setiap mesin di dalam jaringan
IP. Pengalamatan IP digunakan untuk menunjukkan lokasi spesifik dari alat di
dalam jaringan. Alamat IP adalah alamat software, bukan alamat hardware yang
terpatri ke dalam Network Interface Card (NIC) dan digunakan untuk menemukan
host pada jaringan lokal. Pengalamatan IP ditujukan untuk memungkinkan host di
dalam sebuah jaringan bisa berkomunikasi dengan host pada jaringan yang
berbeda, tanpa mempedulikan tipe dari LAN yang digunakan oleh host yang
berpartisipasi.
TERMINOLOGI
IP
Untuk mempelajari pengertian
tentang internet protocol, berikut ini ada beberapa istilah yaitu:
1. Bit, satu bit sama dengan satu digit yang bernilai 1 atau 0.
2. Byte, satu byte sama dengan 7 atau 8 bit yanng bergantung apakah menggunakan
parity.
3. Octet, terdiri atas 8 bit yang merupakan
bilangan biner 8 bit umumnya.
4. Alamat Network,
digunakan dalam routing untuk menunjukkan pengiriman paket ke remote network.
5. Alamat broadcast, digunakan oleh aplikasi dan host
untuk mengirim informasi ke semua titik di dalam jaringan.
SKEMA
HIERARKI PENGALAMATAN IP
Alamat IP terdiri atas 3 bit
informasi yang terbagi 4 bagian dikenal sebagai octet atau byte, dimana
masing-masing terdiri atas 1 byte (8 bit) yang dapat digambarkan pengalamatan
IP dengan metode Dotted-decimal, Biner dan Heksadesimal. Dengan metode
Heksadesimal tidak digunakan sesering dotted-decimal atau biner ketika
membicarakan pengalamatan IP, tetapi dengan menggunakan Windows Registry yang
bagus untuk program yang menyimpan alamat IP mesin dalam bentuk hexa
(heksadesimal) dalam beberapa program.
Skema
pengalamatan IP dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengalamatan 32-bit
(terstruktur/hierarki) dan pengalamatan flat (datar/non-hierarki). Walaupun
kedua jenis skema pengalamatan bisa digunakan, namun pengalamatan hierarki
dipilih dengan alasan yang baik. Keuntungan dari skema pengalamatan hierarki
yaitu kemampuannya yang bisa menangani pengalamatan yang besar. Sedangkan
kekurangan dari skema pengalamatan flat dan alasan kenapa pengalamatan IP tidak
menggunakannya yaitu masalah routing yang tidak efisien dan hanya sebagian
kecil alamat yang digunakan dalam pengalamatan IP. Solusi untuk masalah
tersebut yaitu menggunakan dua atau tiga
tingkatan yang bisa dibandingkan dengan nomer telepon, skema pengalamatan hierarki yang terstruktur oleh network (jaringan)
dan host atau network, subnet dan host yang digunaan untuk menunjukkan
alamat jaringan (network).
PENGALAMATAN
NETWORK
Alamat network (nomor network)
memberikan identifikasi unik untuk setiap mesin pada jaringan yang sama
menggunakan atau berbagi alamat network yang sama sebagai bagian dari
pengalamatan IP. Bagian dari alamat ini haruslah unik karena alamat network
mengidentifikasi sebuah mesin tertentu yang merupakan individu dan
group.nomer ini bisa di sebut sebagai alamat bost.contoh alamat IP 172.16.30.56. angka 30.56 adalah alamat
node.untuk jumlah jaringan kecil yang memproses node yang sangat banyak
dibuatkan class A sebaliknya yang berlawanan adalah class C,untuk jumlah
jaringan yang berada diantara sangat besar dan sangat kecil adalah jaringan
class B.untuk memastikan routing yang efisien yaitu bit awal yang terletak
disebelah kiri yang menentukan class network berbeda.
skema pengalamatan class network
8
bits
8
bits
8
bits
8 bits
Class A:
|
Network
|
Host
|
Host
|
Host
|
Class B:
|
Network
|
Network
|
Host
|
Host
|
Class C:
|
Network
|
Network
|
Network
|
Host
|
Class
D:
Multicast
Class
E:
Research
Range Alamat Network Class A: bit pertama harus dalam
kondisi off
Range
alamat Network Class B: bit pertama Class B harus dalam kondisi on, tapi bit
kedua Class B harus dalam kondisi off.
Range
alamat Network Class C: 2 bit pertama harus dalam kondisi on, tapi bit ketiga
harus dalam kondisi off.
Range
alamat Network Class D dan E: alamat diantara 244 dan 255 dicadangkan untuk
jaringan class D dan E.class D(244-239)digunakan sebagai alamat multicast dan
class E (240-255) hanya di gunakan dalam penelitian.
Pengelamatan Class A
jaringan
class A menggunakan 1 byte,jumlah maximum dari jaringan class A yang bisa buat
adalah 128.
Setiap
alamat class A mempunyai 3 byte (tempat untuk 24 bit) sebagai alamat node dari
sebuah mesin.alamat node dengan dua pola yaitu semua 0 dan semua 1
dicadangkan,jumlah maximum node yang bisa digunakan adalah 2 pangkat 24 kurang
2 berarti setara dengan 16.777.214.
Host ID class A yang sah
- Semua bit host off, menunjukkan
alamat Network: 10.0.0.0
- Semua bit host on, menunjukkan
alamat broadcast: 10.255.255.255
Host
yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast:
10.0.0.1 sampai 10.255.255.254
Pengelamatan class B
Dengan
alamat network 2 byte (masing-masing 8 bit), terdapat 2 pangkat 16 kombinasi
unik, namun harus dimulai dengan digit 1 kemudian 0,pengalamatan Class B
menggunakan 2 byte untuk pengalamatan node.
Host ID class B yang sah
- Semua bit host off, menunjukkan
alamat Network: 172.16.0.0
- Semua bit host on, menunjukkan
alamat broadcast:172.16.255.255
Host
yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast:
172.16.0.1 sampai 172.16.255.254.
Pengalamatan class C
Pengalamatan
class C, 3 bit pertama selalu bernilai Biner 110, perhitungannya adalah 3 byte
atau 24 bit dikurang 3 tempat yang dicadangkan menyisakan 21 tempat, yaitu
terdapat 2 pangkat 21 atau 2.097.152 pada jaringan class C.
Host ID class C yang sah
- Semua bit host off, menunjukkan
alamat Network: 192.168.100.0
- Semua bit host on, menunjukkan
alamat broadcast: 192.168.100.255
Host
yang sah adalah host dengan angka diantara alamat network dan broadcast:
192.168.100.1 sampai 192.168.100.254.
Pengalamatan Private IP
Alamat
private IP bisa digunakan untuk jaringan private tapi private IP tidak bisa
melalui internet (not routeable).untuk mengerjakan tugas ISP dan perusahaan
pengguna akhir menggunakan Network
Address Translation (NAT), yang pada dasarnya mengubah atau mengkonverensi
alamat private IP agar bisa digunakan di internet.
SUBNETTING DALAM STRUKTUR JARINGAN
Pengertian Subnetting Pada Jaringan Komputer
Subnetting adalah proses memecah
suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut
"subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk
jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu
router -router dalam jaringan multi).
Mengapa harus melakukan subnetting?
Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah
sebagai berikut:
- Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah
jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
- Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik
yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika
setiap network memiliki address network yang unik.
- Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya
kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Penghitungan subnetting bisa
dilakukan dengan dua cara yaitu binary yang relatif lambat dan cara khusus yang
lebih cepat. Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun
adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24. Penjelasanya adalah bahwa IP address
192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Kenapa bisa seperti ?maksud /24
diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1.
Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan
berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok
Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
1. Contoh kasus Subnetting yang
terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 10.0.0.0/16.
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet
terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A
adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Analisa:
10.0.0.0 berarti kelas A, dengan
Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 =
65534 host
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi
subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
2. Contoh kasus Subnetting yang
terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS172.16.0.0/18 dan 172.16.0.0/25.
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17
sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya
kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan”
di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita
“mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju
(coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
>> Contoh network address
172.16.0.0/18
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan
Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah
banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4
subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2,
dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet
terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah
0, 64, 128, 192.
>> Contoh network address
172.16.0.0/25.
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan
Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 =
126 host
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi
lengkapnya adalah (0, 128)
3. Contoh kasus Subnetting yang
terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS192.168.1.0/26
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Analisa :
192.168.1.0 berarti kelas C dengan
Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan :
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah
banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk
kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4
subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2,
dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet
terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Ø VLSM
(Variable Length Subnet Mask)
Pengertian
VLSM atau Variable Length Subnet Mask adalah sebuah cara pengelolaan pengalamatan IP yang lebih terstruktur dibandingkan sekedar menggunakan FLSM atau Fixed Length Subnet Mask. Dari kata Variable Length diartikan bahwa panjang prefix yang dihasilkan dari perhitungan pengelolaan alamat jenis ini akan bervariasi dibandingkan FLSM yang sifatnya tetap.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan Internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan Internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan Internet hanya mengenal IPAddress berkelas.
Manfaat dari VLSM adalah:
1. Efisien menggunakan alamat IP: alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet. alamat IP tidak sia-sia, misalnya, jaringan kelas C 192.168.10.0 dan topeng 255.255.255.224 (/ 27) memungkinkan untuk memiliki delapan subnet, masing-masing dengan 32 alamat IP (30 dari yang dapat ditugaskan untuk perangkat). Bagaimana jika kita punya WAN beberapa link dalam jaringan kami (WAN link hanya perlu satu alamat IP pada masing-masing pihak, maka total dua alamat IP untuk setiap WAN link diperlukan).
Tanpa VLSM yang tidak mungkin. Dengan VLSM kita dapat subnet salah satu subnet, 192.168.10.32, menjadi subnet yang lebih kecil dengan topeng 255.255.255.252 (/ 30).Dengan cara ini kita berakhir dengan delapan subnet dengan hanya dua host tersedia setiap bahwa kita bisa digunakan pada link WAN.
Prefix / 30 subnet yang bisa dibuat adalah: 192.168.10.32/30, 192.168.10.36/30, 192.168.10.40/30, 192.168.10.44/30, 192.168.10.48/30, 192.168.10.52/30, 192.168.10.56/30 192,168. 10.60/30.
2. Dukungan untuk summarization rute yang lebih baik karena VLSM mendukung pengalamatan desain hirarkis sehingga secara efektif dapat mendukung agregasi rute, juga disebut summarization rute.
3. VLSM dapat mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringansubnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.
Penggunaan VLSM terkait dengan dukungan protokol routing di jaringan. Tidak semua Protokol Routing mendukung VLSM. Sebagai contoh RIPv1 dan IGRP sama sekali tidak mendukung VLSM. Jadi apabila ingin mengelola alamat IP menggunakan tehnik ini sudah seharusnya menggunakan protokol routing yang punya kemampuan mendukung skala jaringan yang luas. Contoh protokol routing tersebut adalah RIPv2, EIGRP, OSPF dan IS-IS.
Meskipun sifatnya sangat fleksibel dan diminati oleh administrator jaringan dalam penerapannya, penggunaan VLSM ini harus teliti. Penerapannya VLSM ini akan menghasilkan struktur alamat yang akurat.
Ketelitian ini diawali dengan sebuah perencanaan yang matang atas jaringan yang akan dibentuk. Secara bisnis juga harus dilihat tentang rencana jangka panjang organisasi. Fenomena bergabungnya organisasi menjadi sebuah organisasi besar, menuntut perencaan awal jaringan tersebut harus benar-benar telah dipersiapkan. Sebagai contoh adalah bergabungnya Sony dan Ericsson, atau Nokia dan Siemens yang membentuk divisi Nokia Siemens Network, ataupun beberapa perusahaan besar seperti Cisco System yang mengakuisisi perusahaan lainnya. Hal ini dibutuhkan perencanaan yang matang termasuk juga perencanaan pengalamatan IP yang menggunakan tehnik VLSM.
VLSM atau Variable Length Subnet Mask adalah sebuah cara pengelolaan pengalamatan IP yang lebih terstruktur dibandingkan sekedar menggunakan FLSM atau Fixed Length Subnet Mask. Dari kata Variable Length diartikan bahwa panjang prefix yang dihasilkan dari perhitungan pengelolaan alamat jenis ini akan bervariasi dibandingkan FLSM yang sifatnya tetap.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan Internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan Internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan Internet hanya mengenal IPAddress berkelas.
Manfaat dari VLSM adalah:
1. Efisien menggunakan alamat IP: alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet. alamat IP tidak sia-sia, misalnya, jaringan kelas C 192.168.10.0 dan topeng 255.255.255.224 (/ 27) memungkinkan untuk memiliki delapan subnet, masing-masing dengan 32 alamat IP (30 dari yang dapat ditugaskan untuk perangkat). Bagaimana jika kita punya WAN beberapa link dalam jaringan kami (WAN link hanya perlu satu alamat IP pada masing-masing pihak, maka total dua alamat IP untuk setiap WAN link diperlukan).
Tanpa VLSM yang tidak mungkin. Dengan VLSM kita dapat subnet salah satu subnet, 192.168.10.32, menjadi subnet yang lebih kecil dengan topeng 255.255.255.252 (/ 30).Dengan cara ini kita berakhir dengan delapan subnet dengan hanya dua host tersedia setiap bahwa kita bisa digunakan pada link WAN.
Prefix / 30 subnet yang bisa dibuat adalah: 192.168.10.32/30, 192.168.10.36/30, 192.168.10.40/30, 192.168.10.44/30, 192.168.10.48/30, 192.168.10.52/30, 192.168.10.56/30 192,168. 10.60/30.
2. Dukungan untuk summarization rute yang lebih baik karena VLSM mendukung pengalamatan desain hirarkis sehingga secara efektif dapat mendukung agregasi rute, juga disebut summarization rute.
3. VLSM dapat mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringansubnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.
Penggunaan VLSM terkait dengan dukungan protokol routing di jaringan. Tidak semua Protokol Routing mendukung VLSM. Sebagai contoh RIPv1 dan IGRP sama sekali tidak mendukung VLSM. Jadi apabila ingin mengelola alamat IP menggunakan tehnik ini sudah seharusnya menggunakan protokol routing yang punya kemampuan mendukung skala jaringan yang luas. Contoh protokol routing tersebut adalah RIPv2, EIGRP, OSPF dan IS-IS.
Meskipun sifatnya sangat fleksibel dan diminati oleh administrator jaringan dalam penerapannya, penggunaan VLSM ini harus teliti. Penerapannya VLSM ini akan menghasilkan struktur alamat yang akurat.
Ketelitian ini diawali dengan sebuah perencanaan yang matang atas jaringan yang akan dibentuk. Secara bisnis juga harus dilihat tentang rencana jangka panjang organisasi. Fenomena bergabungnya organisasi menjadi sebuah organisasi besar, menuntut perencaan awal jaringan tersebut harus benar-benar telah dipersiapkan. Sebagai contoh adalah bergabungnya Sony dan Ericsson, atau Nokia dan Siemens yang membentuk divisi Nokia Siemens Network, ataupun beberapa perusahaan besar seperti Cisco System yang mengakuisisi perusahaan lainnya. Hal ini dibutuhkan perencanaan yang matang termasuk juga perencanaan pengalamatan IP yang menggunakan tehnik VLSM.
Penerapan VLSM
Contoh 1:
130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet terlebih
dahulu menggunakan CIDR, maka
didapat
11111111.11111111.11110000.00000000
= /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat
terakhir subnet adalah4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst… sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke
3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
– Kita pecah menjadi 16 blok subnet,
dimana nilai16 diambil dari hasil
perhitungan
subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24
= 16
– Selanjutnya nilai subnet di ubah
tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat
130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16
blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 =
130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 =
130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 =
130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 =
130.20.35.0/24
Dst… sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = =
130.20.47/24
– Selanjutnya kita ambil kembali
nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0 kemudian kita pecah
menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita
ubah juga menjadi8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 =
130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 =
130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 =
130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 =
130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 =
130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 =
130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 =
130.20.38.224/27
Contoh 2:
Diberikan Class C network
204.24.93.0/24, ingin di subnet dengan kebutuhan berdasarkan jumlah host:
netA=14 hosts, netB=28 hosts, netC=2 hosts, netD=7 hosts, netE=28 hosts. Secara
keseluruhan terlihat untuk melakukan hal tersebut di butuhkan 5 bit
host(2^5-2=30 hosts) dan 27 bit net, sehingga:
netA (14 hosts): 204.24.93.0/27
=> ada 30 hosts; tidak terpakai 16 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
Dengan demikian terlihat adanya ip
address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mungkin
tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan
pada ip public(seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian
ip public tersebut.
Untuk mengatasi hal ini (efisiensi) dapat digunakan metoda VLSM, yaitu dengan cara sebagai berikut:
Untuk mengatasi hal ini (efisiensi) dapat digunakan metoda VLSM, yaitu dengan cara sebagai berikut:
- Buat urutan berdasarkan penggunaan jumlah host
terbanyak (14,28,2,7,28 menjadi 28,28,14,7,2).
- Tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host:
28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 –> menjadi 32 ip ( /27 )
14 hosts + 1 network + 1 broadcast = 16 –> menjadi 16 ip ( /28 )
7 hosts + 1 network + 1 broadcast = 9 –> menjadi 16 ip ( /28 )
2 hosts + 1 network + 1 broadcast = 4 –> menjadi 4 ip ( /30 )
Sehingga blok subnet-nya menjadi:
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts
Ø CLASSLESS ROUTING DAN CIDR
Pengertian CIDR (Classess Inter Domain Routing)
Classless
Inter-Domain Routing (CIDR)
Yaitu
cara alternatif untuk membedakan-bedakan alamat IP dengan sistem
klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.
Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih
hebat dibandingkan dengan cara yang asli yaitu dengan membagi alamat IP
jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
Masalah
yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut terlalu banyak
meninggalkan alamat IP yang tidak digunakan seperti alamat IP kelas A secara
teori mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, wow
jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya para pengguna alamat IP
kelas A jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu sehingga menyisakan
sangat banyak ruang kosong di dalam alamat IP yang telah disediakan.
CIDR
dikembangkan sebagai cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak
terpakai tersebut untuk dapat digunakan di mana saja.
Pada
hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat
permasalahan yaitu Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok subnet, dan
Alamat Host-Broadcast.
Tidak
semua subnet mask bisa dugunakan untuk melakukan subnetting. oleh sebabitu
sebelum kita praktek penghitungan metode ini, kita harus tahu dulu SubnetMask
berapa sajakah yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting, subnet mask yang
bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti
kelas-kelasnya yaitu :
kelas
C : /25 sampai /30
(/25, /26, /27, /28, /29, /30)
kelas
B : /17 sampai /30 (/17, /18, /19, /20, /21, /22, /23, /24, /25, /26,/27, /28,
/29, /30)
kelas
A : /8 sampai
/30(/8,/9,/10,/11,/12,/13,/14,/15,/16,/17,/18,/19,/20,/21,/22,/23,/24,/25,/26,/27,/28,/29,/30)
Classless routing protocols yaitu suatu metodologi pengalokasian IP
Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang
digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara
lebih spesifik. Biasanya dalam menuliskan CIDR suatu kelas IP Address digunakan
tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang
CIDR ini dalam bit. Contoh: 192.168.1.0/24.
Classless routing protocols ‘memanjangkan’ standard skema IP
Adress Class A, B, atau C dengan menggunakan subnet mask atau mask length
sebagai indikasi bahwa router harus menejemahkan IP network ID. Classless
routing protocols memasukan subnet mask bersama dengan IP address ketika
mencari informasi routing.
Classless routing protocol adalah pendukung protokol Classless Inter-Domain Routing (CIDR), sebuah skema yang lebih baru dari IPv4 dengan menggunakan sebuah subnet mask atau mask panjang untuk menunjukkan bagaimana router harus mengidentifikasi ID jaringan IP Subnet mask mewakili ID jaringan tidak terbatas pada mereka yang didefinisikan oleh kelas-kelas alamat, tetapi dapat berisi variabel jumlah bit orde tinggi. Subnet mask seperti fleksibilitas memungkinkan Anda untuk mengelompokkan beberapa jaringan sebagai satu entri di tabel routing, routing secara signifikan mengurangi biaya overhead
Classless routing protocol adalah pendukung protokol Classless Inter-Domain Routing (CIDR), sebuah skema yang lebih baru dari IPv4 dengan menggunakan sebuah subnet mask atau mask panjang untuk menunjukkan bagaimana router harus mengidentifikasi ID jaringan IP Subnet mask mewakili ID jaringan tidak terbatas pada mereka yang didefinisikan oleh kelas-kelas alamat, tetapi dapat berisi variabel jumlah bit orde tinggi. Subnet mask seperti fleksibilitas memungkinkan Anda untuk mengelompokkan beberapa jaringan sebagai satu entri di tabel routing, routing secara signifikan mengurangi biaya overhead
Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini
mulai banyak diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi
Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk
menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik,
disebut juga denganNetwork Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix
suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan
angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
Contoh: 192.168.0.0/24
Contoh: 192.168.0.0/24
Kelebihan:
Mendukung VLSM
Jenis-jenis Classless routing protocols
IS-IS (Intermediate System-to-Intermediate System)
IS-IS adalah Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO)
spesifikasi router dinamis. IS-IS digambarkan dalam ISO/IEC 10589 IS-IS
jaringan protokol router antar jaringan Negara yang berfungsi sebagai informasi
jaringan Negara. Melalui jaringan tersebut untuk membikin sebuah topologi
jaringan. IS-IS maksud utamanya untuk penghubung OSI paket dari CNLP
(connectionless Network Protokol) tapi telah mempunyai kapasitas untuk
menghubungkan paket IP. Ketika paket IP terintegrasi dalam IS-IS menyediakan
kemampuan untuk menghubungkan protokol luar dari OSI family seperti IP. Serupa
dengan OSPF, IS-IS didirikan sebuah arsitektur hierarki dari jaringan tersebut.
IS-IS menghasilkan dua tingkatan level, level (1) untuk dalam area dan level
(2) untuk antar area.
NAT
dan PAT
NAT
NAT (Network Address Translation) atau Penafsiran alamat
jaringan adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan
alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan
serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan.
NAT
merupakan salah satu protocol dalam suatu sistem jaringan, NAT memungkinkan
suatu jaringan dengan ip atau internet protocol yang bersifat privat atau
privat ip yang sifatnya belum teregistrasi di jaringan internet
untuk mengakses jalur internet, hal ini berarti suatu alamat ip
dapat mengakses internet dengan menggunakan ip privat atau bukan
menggunakan ip public, NAT biasanya dibenamkan dalam sebuah router, NAT
juga sering digunakan untuk menggabungkan atau menghubungkan dua jaringan yang
berbeda, dan mentranslate atau menterjemahkan ip privat atau bukan ip public
dalam jaringan internal ke dalam jaringan yang legal network sehingga
memiliki hak untuk melakukan akses data dalam sebuah jaringan.
TIPE-TIPE
NAT
NAT
atau Network Address Translation memiliki dua tipe, yaitu :
- NAT Tipe Statis
- NAT Tipe Dinamis
Port
Address Translation (PAT)
Port Address Translation (PAT) adalah suatu fitur dari sebuah jaringan perangkat yang menerjemahkan TCP atau UDP komunikasi
yang dibuat antara host di jaringan pribadi dan host pada jaringan publik.. Hal
ini memungkinkan sebuah masyarakat tunggal alamat IP untuk digunakan oleh banyak host pada jaringan pribadi,
yang biasanya Local Area Network atau LAN. Perangkat PAT transparan memodifikasi IP paket saat mereka melewatinya. Modifikasi membuat semua paket
yang mengirim ke jaringan publik dari beberapa host di jaringan pribadi
tampaknya berasal dari satu host , (perangkat PAT) pada jaringan publik.
Hubungan antara NAT dan PAT
PAT adalah himpunan bagian dari NAT,
dan erat terkait dengan konsep Network
Address Translation . Dalam PAT ada umumnya hanya satu
alamat IP publik yang terbuka dan menghubungkan beberapa host swasta melalui
alamat terkena. Masuk paket dari jaringan publik diarahkan ke tujuan mereka di
jaringan pribadi dengan mengacu pada meja yang diselenggarakan dalam perangkat
PAT yang melacak pasangan pelabuhan umum dan swasta.
Dalam PAT, baik pengirim pribadi IP dan nomor port yang diubah; perangkat PAT memilih nomor
port yang akan dilihat oleh host di jaringan publik. Dengan cara ini, PAT
beroperasi pada lapisan 3 (jaringan) dan 4 (transportasi) dari model OSI , sedangkan NAT dasar hanya beroperasi pada lapisan 3.
Pelaksanaan PAT
Membangun Komunikasi Dua Arah
Setiap paket TCP dan UDP berisi
sumber alamat IP dan nomor port sumber serta tujuan alamat IP dan nomor port
tujuan. Alamat port / bentuk pasangan alamat IP sebuah socket yaitu alamat port sumber dan bentuk alamat IP sumber sumber
stopkontak.
Untuk layanan yang dapat diakses
publik seperti server web dan mail server nomor port penting. Sebagai contoh,
port 80 terhubung ke web server software dan port 25 untuk mail server's SMTP daemon . Alamat IP dari server publik juga
penting, serupa dalam keunikan global ke alamat pos atau nomor telepon. Kedua
alamat IP dan port harus benar dikenal oleh semua host yang ingin berhasil
berkomunikasi.
Swasta alamat IP seperti yang
dijelaskan di RFC 1918
yang signifikan hanya pada jaringan pribadi di mana mereka digunakan, yang juga
berlaku untuk port host. Port endpoints unik komunikasi pada host, sehingga
koneksi melalui perangkat PAT dipertahankan oleh gabungan pemetaan port dan
alamat IP.
PAT menyelesaikan konflik yang akan
timbul melalui dua host yang berbeda menggunakan sumber nomor port yang sama
untuk membangun hubungan yang unik pada saat yang sama.
Terjemahan dari Endpoint
Dengan PAT, komunikasi semua dikirim
ke host eksternal benar-benar berisi alamat IP eksternal dan informasi port
perangkat PAT bukannya IP internal host atau nomor port.
- Ketika komputer pada pribadi
(internal) jaringan mengirimkan paket ke jaringan eksternal, perangkat PAT menggantikan
alamat IP internal dalam bidang sumber header paket (alamat pengirim)
dengan alamat IP eksternal dari perangkat PAT. Kemudian memberikan
sambungan nomor port dari kolam pelabuhan yang tersedia, memasukkan nomor
port ini di bidang port sumber (seperti kotak nomor kantor pos), dan
meneruskan paket ke jaringan eksternal. Perangkat PAT kemudian membuat
entri dalam tabel terjemahan berisi alamat IP internal, port sumber asli,
dan port sumber diterjemahkan. Setelah paket dari koneksi yang sama
diterjemahkan ke nomor port yang sama.
- Komputer menerima paket yang
telah mengalami PAT mengadakan sambungan ke port dan alamat IP yang
ditetapkan dalam paket diubah, tidak menyadari fakta bahwa alamat yang
diberikan adalah yang diterjemahkan (analog dengan menggunakan nomor kotak
kantor pos).
- Sebuah paket yang datang dari
jaringan eksternal dipetakan ke alamat IP internal yang sesuai dan nomor
port dari tabel terjemahan, menggantikan alamat IP eksternal dan nomor
port pada header paket yang datang (mirip dengan terjemahan dari kotak pos nomor alamat jalan ) . paket tersebut kemudian diteruskan melalui
jaringan di dalamnya. Jika tidak, jika jumlah port tujuan paket yang masuk
tidak ditemukan pada tabel terjemahan, paket akan dibuang atau ditolak
karena perangkat PAT tidak tahu di mana untuk mengirimnya.
PAT hanya akan menterjemahkan alamat
IP dan port dari host internal, menyembunyikan titik akhir sebenarnya dari
sebuah host pada jaringan internal pribadi.
Operasi Visibilitas
Operasi PAT biasanya transparan bagi
kedua penghuni internal dan eksternal.
Biasanya host internal menyadari
benar alamat IP dan port TCP atau UDP pada host eksternal. Biasanya perangkat
PAT dapat berfungsi sebagai gateway default untuk host internal. Namun tuan
rumah eksternal hanya menyadari alamat IP publik untuk perangkat PAT dan port
tertentu yang sedang digunakan untuk berkomunikasi atas nama host internal
tertentu.
PAT
Software firewall dan broadband perangkat akses jaringan (misalnya ADSL router ) adalah contoh-contoh teknologi jaringan yang mungkin
mengandung implementasi PAT. Ketika mengkonfigurasi perangkat tersebut,
jaringan eksternal adalah internet dan jaringan internal adalah LAN .
Contoh PAT
Sebuah host pada alamat IP
192.168.0.2 pada jaringan pribadi dapat meminta untuk koneksi ke host remote
pada jaringan publik. Paket awal diberikan alamat 192.168.0.2:15345. Perangkat
PAT (yang kita asumsikan memiliki IP publik 1.2.3.4) sewenang-wenang dapat
menerjemahkan alamat sumber: sepasang port untuk 1.2.3.4:16529, membuat sebuah
entri dalam tabel internal port 16529 yang digunakan untuk koneksi dengan
192,168. 0,2 pada jaringan pribadi. Ketika sebuah paket diterima dari jaringan
publik dengan perangkat PAT untuk alamat 1.2.3.4:16529 paket diteruskan ke
192.168.0.2:15345.
Keuntungan dari PAT
In keuntungan yang disediakan oleh
NAT:
- PAT memungkinkan host beberapa
internal untuk berbagi alamat IP eksternal tunggal.
Kekurangan PAT
- Skalabilitas - Banyak host di
jaringan swasta membuat banyak koneksi ke jaringan publik. Karena hanya
ada sejumlah port yang tersedia, perangkat PAT akhirnya mungkin tidak
cukup ruang dalam tabel penerjemahan. Walaupun ada ribuan port yang
tersedia, dan mereka daur ulang dengan cepat, beberapa jaringan komunikasi
mengkonsumsi beberapa port hampir bersamaan dalam transaksi logis tunggal
(sebuah HTTP permintaan untuk halaman web dengan obyek tertanam
banyak; beberapa VoIP aplikasi). Cukup-besar LAN yang sering mempertahankan
jenis lalu lintas secara berkala bisa mengkonsumsi semua port yang
tersedia.
- kompleksitas Firewall - Karena
alamat di dalam semua disamarkan di belakang satu alamat yang dapat
diakses publik, adalah mustahil untuk mesin di luar untuk memulai
sambungan ke dalam mesin tertentu tanpa konfigurasi khusus pada firewall
untuk koneksi ke depan ke port tertentu. Ini memiliki dampak yang cukup
besar pada aplikasi seperti VOIP, video conference, dan lainnya
peer-to-peer aplikasi.
Hubungan antara NAT dan PAT
PAT adalah bagian dari NAT, dan terkait erat dengan konsep Network Address Translation . PAT juga dikenal sebagai NAT Overload. Dalam PAT pada umumnya hanya satu alamat IP publik terbuka dan beberapa host privat menghubungkan melalui alamat yang tertera. Masuknya paket dari jaringan publik diarahkan pada jaringan privat dengan mengacu pada tabel dalam perangkat PAT yang melacak port pairs publik dan privat.
Dalam PAT, baik pengirim pribadi IP dan nomor port diubah; perangkat PAT memilih nomor port yang akan dilihat oleh host pada jaringan publik. Dalam hal ini, PAT beroperasi pada layer 3 (jaringan) dan 4 (transportasi) dari model OSI , sedangkan NAT dasar hanya beroperasi pada layer 3.
PAT adalah bagian dari NAT, dan terkait erat dengan konsep Network Address Translation . PAT juga dikenal sebagai NAT Overload. Dalam PAT pada umumnya hanya satu alamat IP publik terbuka dan beberapa host privat menghubungkan melalui alamat yang tertera. Masuknya paket dari jaringan publik diarahkan pada jaringan privat dengan mengacu pada tabel dalam perangkat PAT yang melacak port pairs publik dan privat.
Dalam PAT, baik pengirim pribadi IP dan nomor port diubah; perangkat PAT memilih nomor port yang akan dilihat oleh host pada jaringan publik. Dalam hal ini, PAT beroperasi pada layer 3 (jaringan) dan 4 (transportasi) dari model OSI , sedangkan NAT dasar hanya beroperasi pada layer 3.
Ø NAT STATIC DAN DYNAMIC
NAT STATICNAT Static digunakan untuk menerjemahkan 1 IP lokal ke 1 IP global ataupun sebaliknya, biasanya disebut one to one mapping. Misalnya di kantor ada FTP Server dengan IP 192.168.2.100 yang tentunya IP Address tersebut hanya bisa diakses dari LAN saja karena IP nya private. Tetapi bila kita berada di luar kantor ingin tetap bisa mengakses FTP Server tersebut, maka dibuatlah NAT Static dengan mengalokasikan suatu IP Public untuk FTP Server tersebut, misalnya IP 27.50.25.200, maka template konfigurasinya sebagai berikut ini:
conf t
ip nat inside source static [ip lokal] [ip global]
int [interface ke arah internet/global]
ip nat outside
int [interface ke arah private/lokal]
ip nat inside
contoh konfigurasi:
conf t
ip nat inside source static 192.168.2.100 27.50.25.200
int s0/0/0 <——- misal s0/0/0 interface router ke arah internet
ip nat outside
int fao/o <——- misal fa0/0 interface router ke arah lokal
ip nat inside
Bila ada server lain yang juga ingin bisa diakses dari internet, maka tambahkan baris NAT Static-nya lagi.
NAT DYNAMIC & DYNAMIC OVERLOAD (PAT)
NAT Dynamic digunakan untuk menerjemahkan beberapa IP lokal ke beberapa IP global ataupun sebaliknya. Proses penerjemahannya secara dynamic, jadi pada translasi IP nya tidak selalu sama seperti NAT Static. Ketidakefektifan pada NAT Dynamic adalah jumlah IP global yang dibutuhkan untuk mentranslasikan IP lokal harus sama (n to n mapping), misalnya kita ingin mentranslasikan 10 IP lokal ke global maka dibutuhkan 10 IP global/publik. Jika kita punya 11 IP Private, tapi hanya punya 10 IP Publik sudah dapat dipastikan bahwa ada 1 IP Private yang tidak dapat ditranslasikan pada saat yang bersamaan.
Untuk menanggulangi ketidakefektifan NAT dynamic, muncullah solusi baru yakni NAT Dynamic Overload atau yang biasa dikenal dengan nama Port Address Translation (PAT). Pada NAT Overload jumlah IP publik yang dibutuhkan tidak harus sama dengan jumlah IP Private yang mau ditranslasikan (n to m mapping), bahkan hanya dengan menggunakan 1 IP publik kita dapat mentranlasikan banyak IP Private.
Untuk konfigurasi di router cisco antara NAT dynamic dan dynamic overload tidak ada perbedaan, hanya perlu menampahkan kata kunci ” overload “ untuk mengaktifkan fungsi NAT dynamic overload.
Template konfigurasinya sebagai berikut:
a. Buat ACL untuk IP private yang akan ditranslasikan
access-list [nomor acl] permit [network address lokal] [wildcard mask lokal]
b. Buat NAT Pool untuk ip global/publik yang akan digunakan untuk mentranslasi IP private
ip nat pool [nama pool] [ip global terendah] [ip global tertinggi] netmask [subnet mask ip global]
c. Terapkan translasi dynamic menggunakan access list dan IP pool yg telah kita buat
ip nat inside source list [nomor/nama acl] pool [nama nat pool] overload
d. Tentukan interface NAT outside dan inside nya
int [interface ke arah internet/global]
ip nat outside
int [interface ke arah private/lokal]
ip nat inside